Kabayan dan Iteung telah menikah berpuluh tahun, namun
belum dikaruniai seorang anak. Suatu ketika pada malam Jum'at, Iteung berbicara
kepada Kabayan.
It: "Kang, gimana ya, Iteung telat tiga bulan."
Kb: "Wah, yang benar Iteung, syukur alhamdulillah atuh, kenapa kok bilang 'gimana', kaya gak senang kamu mah."
It: "Ya iya atuh akang iteung teh was-was."
Kb: "Gini saja kalau begitu, berita ini jangan sampai ada yang tahu dulu, jangan bocor, soalnya di mana gak jadinya itu merukan aib bagi kita dan keluarga."
Iteung hanya menganggukan kepala.
Kb: "Ingat ya jangan sampai ada yang tahu dulu."
It: "Iya kang." Jawab Iteung.
Lalu mematikan lampu dan...entah tidur.
Esok paginya seseorang datang mengetuk pintu.
PLN: "Assalamu'alikum, selamat pagi."
Kabayan masih ngantuk karena semalam bertarung melawan kafir. Ia sontak kaget mendengar orang gedor-gedor pintu. Nyi Iteung sedang masak di dapur. Kabayan keluar kamar dan mencoba buka pintu ruang tamu.
Kb: "Waalaikum salam, ya pak ada apa ya?"
PLN: "Begini pak, mohon maaf saja, langsung ke pokok masalah, saya kesini karena istri bapak sudah telat tiga bulan."
Kabayan kaget, mendengar ucapan Petugas PLN.
Kb: "Dari mana saudara tahu, kalau istri saya telat tiga bulan."
PLN: "Begini pak Kabayan, saya hanya ditugaskan. Bapak langsung saja ke kantor, soalnya istri bapak terdaftar dibuku telat bulan."
Kabayan makin bingung dengan semuanya, dalam hati ia bicara. "Celaka dari mana orang ini tahu kalau istri saya telat tiga bulan, bahkan masuk daftar buku segala, padahal baru semalam Iteung cerita kalau dia telat tiga bulan.
PLN : " Ya sudah pak, kalau begitu saya pamit, hanya itu yang mau saya sampaikan, selebihnya nanti siang bapak kami tunggu di kantor, Assalamualaikum."
Kb: "Wa'alaikum salam."
Akhirnya Kabayan langsung mandi, ganti baju dan langsung ke kantor PLN tanpa sarapan dan pamit sama Iteung karena saking marahnya. Ia merasa Iteung lebih terbuka sama orang lain ketimbang sama suaminya terlebih dahulu.
Sesaimpainya di kantor, kabayan langsung ke meja petugas yang memanggilnya.
Kb: "Asalamualaikum. Pak apa benar, kalau bapak tahu kalau istri saya telat tiga bulan?"
PLN: "Waalaikum salam. Ya jelaslah pak, ini buktinya, nama istri bapak kan Iteung, dalam daftar ini dinyatakan kalau istri bapak telat tiga bulan."
Kb: "Waduh gimana ya pak, mohon berita ini jangan diberitakan kepada orang lain. Soalnya saya malu pak. Takutnya gak jadi."
PLN: "Ya gampang saja pak, bapak wani piro? Syaratnya bapak harus bayar sekian rupiah, ini tanggungannya yang harus bapak bayar." Petugas PLN menyodorkan daftar tanggungan kepada Kabayan"
Kb: "Waduh, kok mahal sekali pak."
PLN: "Memang sudah tarifnya segitu pak, apalagi ini pasca BBM naik pak."
Kb: "Ah macam-macam, pakai dikaitkan dengan BBM segala. Kalau saya tidak mau bayar gimana pak. Saya tidak mau bayar, soalnya saya tidak punya uang."
PLN: "Ya, berarti terpaksa punya bapak saya putus."
Kb: "Hah, diputus, gak kira-kira apa bapak ni becandanya. Gimana kalau istri saya lagi kepengen"
PLN: "Saya gak bercanda pak, mau tidak mau untuk sementara ya istri bapak harus pakai lilin."
Kb: "Ah gila kamu mah."
Kabayan pulang sambil marah-marah. Masalahnya dia mikir. Kepunyaannya dibanding-bandingkan dengan lilin.
Bersambung...
It: "Kang, gimana ya, Iteung telat tiga bulan."
Kb: "Wah, yang benar Iteung, syukur alhamdulillah atuh, kenapa kok bilang 'gimana', kaya gak senang kamu mah."
It: "Ya iya atuh akang iteung teh was-was."
Kb: "Gini saja kalau begitu, berita ini jangan sampai ada yang tahu dulu, jangan bocor, soalnya di mana gak jadinya itu merukan aib bagi kita dan keluarga."
Iteung hanya menganggukan kepala.
Kb: "Ingat ya jangan sampai ada yang tahu dulu."
It: "Iya kang." Jawab Iteung.
Lalu mematikan lampu dan...entah tidur.
Esok paginya seseorang datang mengetuk pintu.
PLN: "Assalamu'alikum, selamat pagi."
Kabayan masih ngantuk karena semalam bertarung melawan kafir. Ia sontak kaget mendengar orang gedor-gedor pintu. Nyi Iteung sedang masak di dapur. Kabayan keluar kamar dan mencoba buka pintu ruang tamu.
Kb: "Waalaikum salam, ya pak ada apa ya?"
PLN: "Begini pak, mohon maaf saja, langsung ke pokok masalah, saya kesini karena istri bapak sudah telat tiga bulan."
Kabayan kaget, mendengar ucapan Petugas PLN.
Kb: "Dari mana saudara tahu, kalau istri saya telat tiga bulan."
PLN: "Begini pak Kabayan, saya hanya ditugaskan. Bapak langsung saja ke kantor, soalnya istri bapak terdaftar dibuku telat bulan."
Kabayan makin bingung dengan semuanya, dalam hati ia bicara. "Celaka dari mana orang ini tahu kalau istri saya telat tiga bulan, bahkan masuk daftar buku segala, padahal baru semalam Iteung cerita kalau dia telat tiga bulan.
PLN : " Ya sudah pak, kalau begitu saya pamit, hanya itu yang mau saya sampaikan, selebihnya nanti siang bapak kami tunggu di kantor, Assalamualaikum."
Kb: "Wa'alaikum salam."
Akhirnya Kabayan langsung mandi, ganti baju dan langsung ke kantor PLN tanpa sarapan dan pamit sama Iteung karena saking marahnya. Ia merasa Iteung lebih terbuka sama orang lain ketimbang sama suaminya terlebih dahulu.
Sesaimpainya di kantor, kabayan langsung ke meja petugas yang memanggilnya.
Kb: "Asalamualaikum. Pak apa benar, kalau bapak tahu kalau istri saya telat tiga bulan?"
PLN: "Waalaikum salam. Ya jelaslah pak, ini buktinya, nama istri bapak kan Iteung, dalam daftar ini dinyatakan kalau istri bapak telat tiga bulan."
Kb: "Waduh gimana ya pak, mohon berita ini jangan diberitakan kepada orang lain. Soalnya saya malu pak. Takutnya gak jadi."
PLN: "Ya gampang saja pak, bapak wani piro? Syaratnya bapak harus bayar sekian rupiah, ini tanggungannya yang harus bapak bayar." Petugas PLN menyodorkan daftar tanggungan kepada Kabayan"
Kb: "Waduh, kok mahal sekali pak."
PLN: "Memang sudah tarifnya segitu pak, apalagi ini pasca BBM naik pak."
Kb: "Ah macam-macam, pakai dikaitkan dengan BBM segala. Kalau saya tidak mau bayar gimana pak. Saya tidak mau bayar, soalnya saya tidak punya uang."
PLN: "Ya, berarti terpaksa punya bapak saya putus."
Kb: "Hah, diputus, gak kira-kira apa bapak ni becandanya. Gimana kalau istri saya lagi kepengen"
PLN: "Saya gak bercanda pak, mau tidak mau untuk sementara ya istri bapak harus pakai lilin."
Kb: "Ah gila kamu mah."
Kabayan pulang sambil marah-marah. Masalahnya dia mikir. Kepunyaannya dibanding-bandingkan dengan lilin.
Bersambung...
Mbak Rosella Ragiel
Wassalam.
Wassalam.