Kamis, 31 Januari 2013

Kerinduan



~~ Kerinduan ini terkadang menyiksa
manakala
rasa itu hadir menyekat dan menyesakkan rongga dada.

Dan saat jarak berbicara tak mampu menjadi pengobat rasa.
maka rindu makin membuncah dan menyiksa

Namun cinta,
bukankah tak slamanya rindu itu harus bertemu.
Bukankah tak selamanya rindu itu harus terobati.

Biarlah rasa itu tersimpan indah dalam hati,
hingga sang waktu itu tiba....
menjawab semua kerinduan halal nanti ~
~

Rabu, 30 Januari 2013

Pujaan-KU



Bagaikan hembusan angin yang bertiup semilir,
Kau sejukan hati dan jiwaku disaat pertama kupandang wajahmu,
Tiada yang percuma dari awal perjumpaan kisah kita ini.

Senyum,tawa dan kebahagian-Ku rasakan.
begitupula dengan dirimu yang tersirat dengan kebahagian itu bersama moe.

Aku dan Kamu
kini terjebak dalam rindu yang tiada tara ingin berjumpa seakan Hati nie menangis dan berteriak menahan rindu yang terpendam ini

Duhay  pujaan-Ku engaku bagaikan air tidak berwarna bening dan tidak berasa namun menyejukan.siapa pun yang menikmati nya

Itulah dirimu  yang mamapu menikmati Hati ini
Dikala haus dikala khasiech meskipun tidak diawali perjumpaan
Namun Hati ini berkata engkau mampu memberikan kesejukan untuk Hati ini.
Yang telah lama tidak merasakan belain khasiech
Itulah diriku Dan Dirimu yang kini berada ikatan Hati

Duhai calon istriku,,



Assalamu'alaikum..
BisMilLahirrahMaanirRahiim......

Duhai calon istriku,,
apakah kemiskinan tak akan menjadi beban untuk berjuang dalam bersabar..??
Apa engkau akan tetap tersenyum, jika ternyata harta yang ku berikan sebatas cukup untuk di nikmati tanpa ingin di lebihi..
” Kehidupan tak selamanya indah, tak selamanya bahagia..naik turun akan di dapati tanpa ada pemberitahuan, tanpa kita sadari...
 >>>>>>>>>Duhai calon makmumku...
memang kehidupan penuh dengan banyak pilihan..
diantara keinginan tentang dunia dan akhirat,,
sekiranya akhirat adalah tujuan untuk kebahagiaanmu,
semiskin miskinnya di dunia Allah tak akan membiarkan hamba2-Nya kelaparan.
” Jika kelak Allah mempertemukan tanpa bandingan derajat,
cintailah aku dengan ketulusan..
karna aku pun tulus untuk berusaha membahagiakanmu dunia dan akhiratmu.”

Minggu, 06 Januari 2013

Indahnya Wanita



Assalamualaikum warahmatullah

Wahai saudariku, saya sampaikan satu kisah teladan tentang kesetiaan yang mesti menjadi teladan bagi kita para muslimah yang telah dan akan menjadi seorang istri.
Kisah ini tidak lain adalah kisah Fatimah binti Abdul Malik bersama suaminya, Umar bin Abdul Aziz. Berikut ini kisahnya,

Fatimah adalah putri Amirul mukminin Abdul Malik bin Marwan. Ia tidak sekedar putri khalifah agung, tetapi ia juga saudara perempuan dari 4 khalifah besar islam. Selain itu ia adalah istri khalifah teragung yang dikenal islam setelah para khalifah di awal masanya, tidak lain adalah Umar bin Abdul Aziz.

Pada hari pernikahannya, putri bangsawan ini keluar dari rumahnya menuju rumah suaminya, padahal di rumahnya tersedia untuknya perhiasan dan kemewahan paling mahal yang di miliki perempuan di muka bumi ketika itu.

Namun, khalifah Umar bin Abdul Aziz pada saat ia menjadi raja terbesar didunia lebih memilih nafkah untuk keluarganya sebesar beberapa dirham dalam sehari. Yang menakjubkan, istrinya ridha menerima keputusan ini, padahal sperti yg telah di paparkan diatas beliau adalah seorang wanita yg memiliki kemewahan dan kenikmatan di rumah ayahnya.
Ia mampu menerima itu semua, sebab ia telah mengecap manisnya sikap qona'ah dan indahnya hidup sederhana. Rasa manis dan keindahan ini bagi dirinya lebih menarik dan lebih memuaskan jiwa dari pada berbagai bentuk kemewahan yang dulu di kenalnya.
Bahkan suaminya memintanya, hendaknya ia meninggalkan berbagai permainan dan kesia2an yg dulu menghiasi telinga, leher, rambut dan pergelangan kakinya, dimana semuanya itu jika di jual, tentulah harga penjualannya cukup utk mengenyangkan perut seluruh rakyat;laki2, perempuan dan anak2.
Sang istri memenuhi permintaan suaminya. Ia melepaskan diri dr beban berat intan permata dan mutiara yang ia bawa dari rumah ayahnya, lalu di serahkan ke baitul mal. Tidak lama berselang, sang khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dengan tidak meninggalkan sesuatu apapun untuk istri dan anak2nya. Setelah cukup lama berselang semenjak suaminya meninggal, dan saudaranya yg ketiga, Yazid bin Abdul Malik, memegang tampuk khalifah, sang khalifah berkata kepadanya," Perhiasanmu yg dulu di serahkan ke baitul Mal adalah hartamu sendiri yang halal. Ia masih tersimpan rapi seperti semula. Apakah kamu ingin agar aku mengembalikannya kepadamu?"
Fatimah menjawab,"sungguh, Amirul mukminin Umar telah mengambil keputusan yang baik dengan meletakkan perhiasan itu di tempatnya sekarang, dan aku telah menyetujui keputusan yang telah ia ambil. Tidaklah mungkin aku menuruti perintahnya selagi ia hidup, dan membangkangnya setelah ia meninggal." ia berkata demikian pada saat ia dan anak2nya membutuhkan beberapa keping dirham saja untuk mencukupi kebutuhan mereka. Ia malah menolak harta miliknya sendiri yang halal yang setara dengan jutaan dirham.

Untuk itulah Allah menetapkan kisahnya. Lihat saja kita sekarang sedang membicarakan keindahan budi dan ketinggian derajatnya setelah berabad2 lalu. Semoga Allah merahmatinya dan meninggikan kedudukannya di surga,,,
serta menjadikan kita semua salah satu perhiasan dunia yg terindah yakni wanita shalihah,,
BARAKALLAHUFIEKUNNA.
wallohu a'lam — bersama
Mr. JO. BTW

Aku......Asal-KU



Wahai Aku.......
Tak sadarkah kau akan asalmu
Tak perihkah kau akan KebaikanNYA
Darimanakah asalmu ???

Wahai Aku.......
Tak obahnya kau adalah setetes AIR yang HINA
Kemudian di bentuk dengan kesempurnaan ILMUNYA
Dan di hidupkan dengan Ke MAHA KUASAANNYA

Wahai Aku......
Bilakah kau sadar akan hadirmu
Yang hanya sementara
Lalu mengapa KAU seolah mengekalkan Hidupmu
Dari kebodohan dalam mengingatNYA

Wahai Aku.......
Kuasakah KAU akan DIRIMU
Ketika DIA mengambil kembali akan HAKNYA
Tidak dan KAU takkan pernah bisa menahannya

Wahai Aku.......
Sumpahmu itu Kau abaikan
Dan kau tak pernah peduli akan posisimu
Sebagai Hamba

Wahai Aku......
Kau melenggang bebas tanpa ingat ATURAN
Bertolak pinggang di atas KESOMBONGAN
Tak sadar DIRI akan MATI
Tak ingat TUHAN selalu MENGAWASI

Wahai Aku......
Ketika KAU tersadar akan DIRIMU
Tak obahnya KAU berujung usia
Menjadi BANGKAI Yang HINA
Tanpa menundukkan HATI kepadaNYA.