Jumat, 22 November 2013

Dua Jenis Penyakit Manusia



Menurut anggapan mayoritas dari kita semua, yang kita anggap penyakit hanyalah penyakit yang menimpa badan kita secara nyata seperti demam, batuk, flu, dan lain-lain.
Namun ada penyakit lain yang seharusnya lebih mendapatkan perhatian dan penanganan kita. Yaitu PENYAKIT HATI.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan para dokter:
“Wahai saudara-saudaraku, penyakit itu ada dua, yaitu penyakit hati, inilah penyakit MAKNAWI (abstrak). Dan yang kedua adalah penyakit JISIM, inilah penyakit HISSI (kongkrit).
Jenis pertama harus lebih utama diperhatikan dan ditangani karena ia mengakibatkan kebinasaan abadi.” [Irsyadat lith Thabibil Muslim 05: 34–06: 04]

Al ‘Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah: “
ﻲِﻓ ﻢِﻬِﺑﻮُﻠُﻗ ْ ٌضَﺮَﻣ (di dalam hati mereka terdapat penyakit)”, berkata:
“Yang dimaksud dengan penyakit disini adalah penyakit KERAGUAN, SYUBHAT, dan KEMUNAFIKAN. Karena hati akan menghadapi dua penyakit yang akan mengeluarkannya dari kesehatan dan keseimbangannya, yaitu penyakit syubhat yang bathil dan penyakit syahwat yang membinasakan.
Kekufuran, kemunafikan, keraguan, dan kebid’ahan semuanya termasuk penyakit syubhat. Sedangkan zina, menyukai kekejian dan kemaksiatan serta melakukannya termasuk penyakit SYAHWAT, sebagaimana firman Allah:
"…sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya.” [Al Ahzab: 32], yaitu syahwat zina.

Dan orang yang sehat adalah orang yang terselamatkan dari kedua penyakit ini. Maka jadilah ia memperoleh keyakinan, keimanan, dan kesabaran dari segala maksiat
Maka penyakit hati itu PANGKALNYA ada dua, yaitu SYUBHAT dan SYAHWAT.
Dari kedua hal inilah bercabang SEMUA penyakit, dan amat sedikit orang yang mengetahuinya kecuali yang dirahmati Robb-nya.

Penyakit-penyakit yang menyerang agama, porosnya adalah SYUBHAT dan SYAHWAT.”

Semoga Shalawat beserta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarganya, Shahabat, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

ketakutan " atau paraniod.

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu....

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
( QS suart yunus ayat 57 )

# Banyak diantara kita pernah ngalami penyakit
" ketakutan " atau paraniod...?

# Mulai dari takut pada hal yang rasionil,, sampai yang tidak rasionil

# Rasa takut itu timbul dari rasa hati,,,, naik ke otak,,,, dan mengakibatkan terganngunya perintah otak pada organ tubuh lainnya,,,,,

# Dari kacaunya perintah otak itu itu,,, maka kacaulah metabolisme tubuh,,,dan mulainya bersarang semua penyakit.

# Dengan merenungkan dan menanamkan dalam hati batasan
berbuat,,, dan batasan berserah diri pada Allah

# Akan melepaskkan hati kita dari beban beban yang tidak perlu dan itu akan memberi reaksi nyaman.

# Marilah saudaraku,, taddabury Quran,,, baca,, hayati maknanya,,,hadirkan air mata,, tanamkan " rasa "
pada Allah,,,

# Apa lagi kalau kita telah tahu arti ayat ayat itu,,,.dan betapa besarnya makna yang terkandung dalam ayat itu.akan terasa menggema di dada,

# Insha allah Allah akan tanamkan rasa tentram dijiwa, secara bertahap sesuai ikhtiar kita,,,

# dan ketakutan ketakutan yang tidak ber alasan itu akan sirna dengan sendirinya.

# SELAMAT MENCOBA DAN MENIKMATI HASILNYA SAUDARAKU

Kamis, 21 November 2013

Kisah Kyai Barseso Al 'Abid



Kami tuliskan kisah ini atas permintaan akhi Nur  Chamid & semoga kisah ini bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua, bahwa akhir hidup kita ini tiada seorangpun yg tahu, ntah itu berakhir khusnul khotimah ataukah sebaliknya... Na'udzubillahi min dzalik......

Bismillahirrohmanirrohim......

قال ابن عباس في قوله تعالى : كمثل الشيطان : كان راهب في الفترة يقال له : برصيصا ; قد تعبد في صومعته سبعين سنة ، لم يعص الله فيها طرفة عين ، حتى أعيا إبليس ، فجمع إبليس مردة الشياطين فقال : ألا أجد منكم من يكفيني أمر برصيصا ؟ فقال الأبيض ، وهو صاحب الأنبياء ، وهو الذي قصد النبي صلى الله عليه وسلم في صورة جبريل ليوسوس إليه على وجه الوحي ، فجاء جبريل فدخل بينهما ، ثم دفعه بيده حتى وقع بأقصى الهند فذلك قوله تعالى : ذي قوة عند ذي العرش مكين فقال : أنا [ ص: 35 ] أكفيكه ; فانطلق فتزيا بزي الرهبان ، وحلق وسط رأسه حتى أتى صومعة برصيصا فناداه فلم يجبه ; وكان لا ينفتل من صلاته إلا في كل عشرة أيام يوما ، ولا يفطر إلا في كل عشرة أيام ; وكان يواصل العشرة الأيام والعشرين والأكثر ; فلما رأى الأبيض أنه لا يجيبه أقبل على العبادة في أصل صومعته ; فلما انفتل برصيصا من صلاته ، رأى الأبيض قائما يصلي في هيئة حسنة من هيئة الرهبان ; فندم حين لم يجبه ، فقال : ما حاجتك ؟ فقال : أن أكون معك ، فأتأدب بأدبك ، وأقتبس من عملك ، ونجتمع على العبادة ; فقال : إني في شغل عنك ; ثم أقبل على صلاته ; وأقبل الأبيض أيضا على الصلاة ; فلما رأى برصيصا شدة اجتهاده وعبادته قال له : ما حاجتك ؟ فقال : أن تأذن لي فأرتفع إليك . فأذن له فأقام الأبيض معه حولا لا يفطر إلا في كل أربعين يوما يوما واحدا ، ولا ينفتل من صلاته إلا في كل أربعين يوما ، وربما مد إلى الثمانين ; فلما رأى برصيصا اجتهاده تقاصرت إليه نفسه . ثم قال الأبيض : عندي دعوات يشفي الله بها السقيم والمبتلى والمجنون ; فعلمه إياها . ثم جاء إلى إبليس فقال : قد والله أهلكت الرجل . ثم تعرض لرجل فخنقه ، ثم قال لأهله - وقد تصور في صورة الآدميين - : إن بصاحبكم جنونا أفأطبه ؟ قالوا : نعم . فقال : لا أقوى على جنيته ، ولكن اذهبوا به إلى برصيصا ، فإن عنده اسم الله الأعظم الذي إذا سئل به أعطى ، وإذا دعي به أجاب ; فجاءوه فدعا بتلك الدعوات ، فذهب عنه الشيطان . ثم جعل الأبيض يفعل بالناس ذلك ويرشدهم إلى برصيصا فيعافون . فانطلق إلى جارية من بنات الملوك بين ثلاثة إخوة ، وكان أبوهم ملكا فمات واستخلف أخاه ، وكان عمها ملكا في بني إسرائيل فعذبها وخنقها . ثم جاء إليهم في صورة رجل متطبب ليعالجها فقال : إن شيطانها مارد لا يطاق ، ولكن اذهبوا بها إلى برصيصا فدعوها عنده ، فإذا جاء شيطانها دعا لها فبرئت ; فقالوا : لا يجيبنا إلى هذا ; قال : فابنوا صومعة في جانب صومعته ثم ضعوها فيها ، وقولوا : هي أمانة عندك فاحتسب فيها . فسألوه ذلك فأبى ، فبنوا صومعة ووضعوا فيها الجارية ; فلما انفتل من صلاته عاين الجارية وما بها من الجمال فأسقط في يده ، فجاءها الشيطان فخنقها فانفتل من صلاته ودعا لها فذهب عنها الشيطان ، ثم أقبل على صلاته فجاءها الشيطان فخنقها . وكان يكشف عنها ويتعرض بها لبرصيصا ، ثم جاءه الشيطان فقال : ويحك ! واقعها ، فما تجد مثلها ثم تتوب بعد ذلك . فلم يزل به حتى واقعها فحملت وظهر حملها . فقال له الشيطان : ويحك ! قد افتضحت . فهل لك أن تقتلها ثم تتوب فلا تفتضح ، فإن جاءوك وسألوك فقل جاءها شيطانها فذهب بها . فقتلها برصيصا ودفنها ليلا ; فأخذ الشيطان طرف ثوبها حتى بقي خارجا من التراب ; ورجع برصيصا إلى صلاته . ثم جاء الشيطان إلى إخوتها في المنام فقال : إن برصيصا فعل بأختكم كذا وكذا ، وقتلها ودفنها في جبل كذا وكذا ; فاستعظموا [ ص: 36 ] ذلك وقالوا لبرصيصا : ما فعلت أختنا ؟ فقال : ذهب بها شيطانها ; فصدقوه وانصرفوا . ثم جاءهم الشيطان في المنام وقال : إنها مدفونة في موضع كذا وكذا ، وإن طرف ردائها خارج من التراب ; فانطلقوا فوجدوها ، فهدموا صومعته وأنزلوه وخنقوه ، وحملوه إلى الملك فأقر على نفسه فأمر بقتله . فلما صلب قال الشيطان : أتعرفني ؟ قال : لا والله ، قال : أنا صاحبك الذي علمتك الدعوات ، أما اتقيت الله أما استحيت وأنت أعبد بني إسرائيل ثم لم يكفك صنيعك حتى فضحت نفسك ، وأقررت عليها وفضحت أشباهك من الناس ، فإن مت على هذه الحالة لم يفلح أحد من نظرائك بعدك . فقال : كيف أصنع ؟ قال : تطيعني في خصلة واحدة وأنجيك منهم وآخذ بأعينهم . قال : وما ذاك ؟ قال : تسجد لي سجدة واحدة ; فقال : أنا أفعل ; فسجد له من دون الله . فقال : يا برصيصا ، هذا أردت منك ; كان عاقبة أمرك أن كفرت بربك ، إني بريء منك ، إني أخاف الله رب العالمين

Terjemahan Bebas

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menceritakan, ada seorang ahli zuhud bernama Barshisha. Dia beribadah dalam kuil selama tujuh puluh tahun yang tidak pernah bermaksiat sedikitpun. Lalu iblis ingin menggoda dengan ilmu hilah (rekayasa), maka pada suatu saat dia mengumpulkan para pembesar setan dan berkata, “Adakah di antara kalian yang mampu merusak Barshisha?” Setan putih berkata kepada Iblis, “Saya sanggup merusaknya.” Lalu ia berangkat ke tempat Barshisha dengan mengenakan pakaian ulama dan mengenakan sesuatu di atas kepalanya, lalu datang ke kuil Barshisha dan memanggilnya. Tetapi dia tidak menjawabnya.

Barshisha tidak berhenti dari beribadah kecuali setiap sepuluh hari sekali. Tidak pula dia berbuka puasa, kecuali setelah berlalu sepuluh hari. Tatkala setan putih tak mampu mengambil perhatian Barshisha, maka dia berpura-pura shalat dan beribadah di dalam kuil itu. Maka setelah Barshisha selesai dari shalat dan ibadahnya, dan ingin beranjak keluar, dia melihat setan putih itu tampil seperti ulama yang sedang shalat dan beribadah dengan bentuk yang sangat bagus. Lalu Barshisha bertanya kepadanya, “Kamu tadi memanggilku sementara aku sedang sibuk shalat, apa yang kamu perlukan?”

Dia menjawab, “Saya ingin bersamamu untuk belajar ilmu dan menirukan amalmu serta kita bersama beribadah sehingga aku bisa mendoakanmu dan kamu juga mendoakanku.”

Barshisha berkata, “Saya tidak bisa bersamamu, jika kamu seorang mukmin, maka kamu mendapatkan bagian dari doaku yang kutujukan bagi semua orang mukmin.” Kemudian dia beranjak shalat dan meninggalkan setan itu. Maka setan itu pun beranjak shalat dan setelah itu Barshisha tidak menoleh kepadanya selama empat puluh hari.

Setelah Barseso selesai shalat, dia melihat setan sedang berdiri shalat. Tatkala dia melihat kesungguhannya, maka dia berkata kepadanya, “Apa yang kamu butuhkan?” Setan menjawab, “Saya ingin kamu memberi izin kepadaku untuk naik ke kuil bersamamu.” Lalu dia memberi izin naik di kuil dan beribadah bersama Barshisha beberapa waktu, tidak berbuka dan tidak berhenti dari ibadah kecuali setelah empat puluh hari bahkan terkadang sampai delapan puluh hari. Maka tatkala melihat kesungguhan dia dalam beribadah, Barshisha merasa rendah hati berada di hadapannya dan kagum terhadap kehebatan ibadah setan putih itu. Dan setelah lama beribadah bersama Barshisha, setan berkata kepadanya, “Saya ingin pergi karena saya memiliki teman selain kamu. Saya mendapat berita kamu lebih baik daripadanya, ternyata saya mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan perkiraan saya sebelumnya.”

Kemudian Barshisha merasakan sesuatu yang besar dalam batinnya sehingga tidak mau berpisah dengannya karena dianggap lebih baik ibadahnya daripada dirinya. Ketika setan hendak meninggalkannya, Setan berkata kepada Barshisha, “Sesungguhnya aku mempunyai beberapa doa yang akan aku ajarkan kepadamu supaya kamu dapat beramal dengannya, karena doa itu lebih baik dari apa yang engkau kerjakan. Dengan doa ini Allah akan menyembuhkan orang sakit dan menyembuhkan orang gila.” Barshisha menjawab, “Aku tidak ingin menjadi tabib atau menjadi orang yang dapat menyembuhkan orang lain, karena hal ini akan menyibukkanku dari ibadah. Aku khawatir kalau manusia akan mengetahui hal ini, maka mereka akan menggangguku dalam peribadatanku.” Namun, setan tetap saja mengajarinya. Kemudian kembalilah setan kepada Iblis, lalu Iblis berkata, “Demi Allah! Engkau telah menghancurkan lelaki itu.” Iblis pun berkata lagi, “Pergilah wahai Abyadh! (setan putih)!”

Ia pergi kepada seorang lelaki lalu ia mencekiknya, kemudian ia menjelma seorang tabib lalu berkata kepada keluarganya, “Sesungguhnya anakmu ini dalam keadaan gila, apakah kamu ingin ia diobati?” Mereka menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Namun aku tidak mampu mengobati penyakit ini, tetapi akan aku tunjukkan kepada seseorang yang apabila dia berdoa kepada Allah, maka sembuhlah ia. Pergilah kamu kepada Barshisha, sesungguhnya dia memiliki beberapa doa yang apabila dia berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan.” Mereka pun pergi kepada Barshisha dan meminta untuk diobati. Barshisha pun berdoa dengan doa yang telah diajarkan setan putih tadi, lalu setan pergi meninggalkan anak itu.

Demikianlah, setan putih terus mengganggu manusia lain dan menyuruhnya untuk berobat kepada Barshisha dan meminta doa kepadanya untuk kesembuhan (dengan tujuan untuk mengganggu peribadatan Barshisha).

Kemudian setan putih itu mengganggu seorang gadis Bani Israil yang memiliki tiga saudara laki-laki. Dahulu bapak mereka adalah raja Bani Israil, setelah bapaknya meninggal, ia digantikan saudara laki-lakinya, yaitu paman gadis itu. Setan menyiksa dan mencekik gadis tersebut. Lalu setan datang kepada keluarga tersebut dengan menjelma menjadi seorang dukun. Ia bertanya kepada saudara-saudaranya, “Inginkah kalian agar saudarimu itu aku obati?” Mereka menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Penyakit yang menimpa saudarimu itu sangat keras yang tidak mampu aku mengobatinya, namun aku akan menunjukkan kepadamu seorang yang dapat dipercaya, yang mana engkau dapat meminta doa kepadanya. Apabila ilmu ghaibnya datang, niscaya dia akan berdoa untuk kesembuhannya itu, hingga nanti engkau akan yakin bahwa saudarimu akan sehat kembali dan hilang penyakitnya.”

Mereka berkata, “Siapakah orang itu?” Setan menjawab, “Barshisha.” Kemudian mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat menghadapnya, sedangkan ia orang yang tinggi martabatnya dalam ibadah?” Setan menjawab, “Hendaklah kamu berada disamping peribadatannya hingga mendekatinya, lalu engkau menemuinya. Kalau engkau tidak menemuinya, maka tinggalkanlah saudarimu itu disampingnya. Kemudian katakanlah kepadanya, saudariku ini sebagai amanah bagimu, maka hendaklah engkau obati dia.”
Mereka pun menuruti nasihat setan putih untuk pergi ke tempat Barshisha itu, kemudian dia meminta Barshisha untuk mengobatinya. Barshisha pun enggan dan menolak permintaan mereka. Namun mereka berdiam sementara di dekat kuilnya sebagaimana yang diperintahkan oleh setan putih, lalu meninggalkan saudarinya itu di dekat kuilnya, seraya berkata, “Ini saudari kami.” Setelah selesai dalam shalatnya, ia menoleh kepada gadis yang begitu cantik itu, kemudian ia meninggalkannya walaupun tersentuh dalam hatinya sesuatu yang lain.

Datanglah setan mengganggu gadis itu dengan mencekiknya, lalu Barshisha berdoa dengan doa yang diajarkan setan dahulu. Setan itupun keluar dan pergi dari gadis itu. Kemudian dia mulai shalat lagi, setan itu datang kembali dan mengganggu sang gadis. Maka tanpa sengaja tubuh gadis itu terbuka dan setan membisikkan Barshisha, “Gaulilah gadis itu dan setelah itu kamu bisa bertaubat.” Dan setan pun berhasil, Barshisha menggauli gadis tersebut sehingga gadis itu hamil dan terlihat mengandung.

Kemudian setan berkata kepada Barshisha, “Celaka kamu Barshisha, bila perbuatanmu itu terungkap. Maukah kamu membunuhnya dan setelah itu kamu bisa bertaubat. Dan apabila keluarganya menanyakan, maka katakan pada mereka bahwa gadis itu dibawa kabur oleh setan yang telah mengganggunya dan kamu tidak kuasa melawannya.” Maka Barshisha masuk ke tempat gadis itu dan membunuhnya, lalu dikuburkan di lerang gunung. Pada saat Barshisha mengubur gadis itu, setan datang dan menarik ujung pakaian gadis itu sehingga tidak tertimbun tanah dan nampak. Kemudian Barshisha kembali ke kuil dan beribadah, tiba-tiba ketiga saudara gadis itu datang untuk menjenguk adik mereka. Mereka menanyakan keadaannya, “Wahai Barshisha, apa yang telah kamu lakukan terhadap adik kami?” Dia menjawab, “Setan datang dan aku tidak mampu melawannya.” Maka mereka percaya dan pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, setan datang dalam mimpi saudara gadis itu yang paling besar dan memberitahukan kejadian yang menimpa adiknya. Namun, orang tersebut tidak mempercayai mimpi itu dan meyakininya berasal dari setan. Setelah tiga malam berturut-turut datang dalam mimpi saudara paling besar tadi, namun tidak dihiraukan maka setan mendatangi kakak yang kedua dan ketiga, memberitahukan seperti yang disampaikan kepada kakak yang pertama. Kemudian ketiganya saling menceritakan apa yang dilihat dalam mimpi mereka dan ternyata sama.

Pergilah mereka kepada Barshisha, lalu bertanya, “Apa yang engkau kerjakan dengan saudari kami?” Ia menjawab, “Bukankah telah aku beritahukan tentang hal itu, yakni dia dibawa setan?” Mereka merasa malu dengannya, lalu mereka mengatakan, “Demi Allah kami tidak menuduhmu,” Mereka pun pergi.

Lalu setan mendatangi mereka dan memberitahukan tempat dikuburnya adik mereka dengan ujung pakaiannya yang masih kelihatan. Lalu mereka pergi ke tempat yang ditunjukkan setan dan mendapati apa yang diberitakan olehnya.

Kemudian mereka pulang kepada keluarga dan familinya, lalu mereka bersama pasukan dan para pemuda mendatangi kuil Barshisha dengan membawa linggis dan kapak. Mereka menghancurkan kuil Barshisha dan menangkapnya lalu dibawa di hadapan raja. Setan kembali membisiki Barshisha, “Kamu membunuhnya kemudian kamu ingkar, akuilah perbuatan itu,” sehingga akhirnya Barshisha mengakui perbuatannya. Lalu sang raja menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan disalib di kayu.

Pada saat disalib, setan putih mendatanginya seraya berkata, “Apakah engkau mengenalku?” Barshisha menjawab, “Tidak.” Setan berkata lagi, “Akulah temanmu yang telah mengajarkanmu beberapa doa, lalu doa itu dikabulkan bagimu. Tapi alangkah sayangnya tatkala engkau diberi amanah, engkaupun berkhianat kepada keluarganya. Aku menyangka engkau adalah orang yang paling kuat beribadah diantara Bani Israil, bukankah engkau masih hidup?”

Iapun terus menggodanya, kemudian dia berkata lagi kepada Barshisha, “Tidaklah cukup dengan kesalahan yang engkau perbuat hingga engkau telah menyiksa dirimu. Jiwamu tertawa, demikian pula kamu telah ditertawakan oleh kebanyakan manusia. Apabila engkau mati dalam keadaan seperti ini, maka kamu tidak akan mendapatkan keberuntungan.” Barshisha menjawab, “Jadi apa yang harus aku perbuat?” Setan putih mengatakan, “Maukah kamu aku beri kesempatan, sehingga aku mampu menyelamatkanmu dari keadaan seperti ini. Aku akan memalingkan mata pasukan tentara itu, dan aku akan melepaskanmu dari tempat ini.”
Lalu Barshisha mengatakan, “Apa perbuatan itu?” Setan putih mengatakan, “Engkau harus sujud kepadaku.” Barshisha mengatakan, “Aku akan melakukannya.” Maka Barshisha pun sujud kepadanya. Kemudian setan putih berkata, “Hai Barshisha! Inilah yang aku kehendaki darimu sebagai kesudahan dari ibadah-ibadahmu, kamu telah mengingkari Tuhanmu. Sekarang aku melepaskan diri dari apa yang engkau perbuat, sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam.”

( Kitab Tafsir Imam Al Qurthubi dalam tafsir QS. Al-Hasyr: 16-17 di Juz 18, )

"Tak Pantaskah Aku"



Masih Terlalu dini kau buang daku mama__
Masih Terlaku kecil daku untuk harus kehilangan mama__
Dan masih terlalu muda kau buang daku mama__

Lalu untuk apa kau buat aku dengan bara nafsumu_
Lalu untuk apa Kau tanam benih gelora dua syahwat di dalam rahimmu mama..
Jika akhirnya kalian berdua tak menghendaki hadirku berada di samping kalian_

Hinakah aku ma_

Tak pantaskah diri berada di dekatmu
Tak pantaskah bagiku mengecapi dunia seperti kalian dan mereka_

Mengapa harus kau cipta aku
Bila akhirnya kau bunuh aku,kau buang aku dan kau aborsi sebelum waktu yang seharusnya__

Terlalu hinakah aku mama_

Cak Noer Reza Mahardika

Kabayan, nyi Iteung dan Petugas PLN.



Kabayan dan Iteung telah menikah berpuluh tahun, namun belum dikaruniai seorang anak. Suatu ketika pada malam Jum'at, Iteung berbicara kepada Kabayan.
It: "Kang, gimana ya, Iteung telat tiga bulan."
Kb: "Wah, yang benar Iteung, syukur alhamdulillah atuh, kenapa kok bilang 'gimana', kaya gak senang kamu mah."
It: "Ya iya atuh akang iteung teh was-was."
Kb: "Gini saja kalau begitu, berita ini jangan sampai ada yang tahu dulu, jangan bocor, soalnya di mana gak jadinya itu merukan aib bagi kita dan keluarga."
Iteung hanya menganggukan kepala.
Kb: "Ingat ya jangan sampai ada yang tahu dulu."
It: "Iya kang." Jawab Iteung.
Lalu mematikan lampu dan...entah tidur.
Esok paginya seseorang datang mengetuk pintu.
PLN: "Assalamu'alikum, selamat pagi."
Kabayan masih ngantuk karena semalam bertarung melawan kafir. Ia sontak kaget mendengar orang gedor-gedor pintu. Nyi Iteung sedang masak di dapur. Kabayan keluar kamar dan mencoba buka pintu ruang tamu.
Kb: "Waalaikum salam, ya pak ada apa ya?"
PLN: "Begini pak, mohon maaf saja, langsung ke pokok masalah, saya kesini karena istri bapak sudah telat tiga bulan."
Kabayan kaget, mendengar ucapan Petugas PLN.
Kb: "Dari mana saudara tahu, kalau istri saya telat tiga bulan."
PLN: "Begini pak Kabayan, saya hanya ditugaskan. Bapak langsung saja ke kantor, soalnya istri bapak terdaftar dibuku telat bulan."
Kabayan makin bingung dengan semuanya, dalam hati ia bicara. "Celaka dari mana orang ini tahu kalau istri saya telat tiga bulan, bahkan masuk daftar buku segala, padahal baru semalam Iteung cerita kalau dia telat tiga bulan.
PLN : " Ya sudah pak, kalau begitu saya pamit, hanya itu yang mau saya sampaikan, selebihnya nanti siang bapak kami tunggu di kantor, Assalamualaikum."
Kb: "Wa'alaikum salam."
Akhirnya Kabayan langsung mandi, ganti baju dan langsung ke kantor PLN tanpa sarapan dan pamit sama Iteung karena saking marahnya. Ia merasa Iteung lebih terbuka sama orang lain ketimbang sama suaminya terlebih dahulu.
Sesaimpainya di kantor, kabayan langsung ke meja petugas yang memanggilnya.
Kb: "Asalamualaikum. Pak apa benar, kalau bapak tahu kalau istri saya telat tiga bulan?"
PLN: "Waalaikum salam. Ya jelaslah pak, ini buktinya, nama istri bapak kan Iteung, dalam daftar ini dinyatakan kalau istri bapak telat tiga bulan."
Kb: "Waduh gimana ya pak, mohon berita ini jangan diberitakan kepada orang lain. Soalnya saya malu pak. Takutnya gak jadi."
PLN: "Ya gampang saja pak, bapak wani piro? Syaratnya bapak harus bayar sekian rupiah, ini tanggungannya yang harus bapak bayar." Petugas PLN menyodorkan daftar tanggungan kepada Kabayan"
Kb: "Waduh, kok mahal sekali pak."
PLN: "Memang sudah tarifnya segitu pak, apalagi ini pasca BBM naik pak."
Kb: "Ah macam-macam, pakai dikaitkan dengan BBM segala. Kalau saya tidak mau bayar gimana pak. Saya tidak mau bayar, soalnya saya tidak punya uang."
PLN: "Ya, berarti terpaksa punya bapak saya putus."
Kb: "Hah, diputus, gak kira-kira apa bapak ni becandanya. Gimana kalau istri saya lagi kepengen"
PLN: "Saya gak bercanda pak, mau tidak mau untuk sementara ya istri bapak harus pakai lilin."
Kb: "Ah gila kamu mah."
Kabayan pulang sambil marah-marah. Masalahnya dia mikir. Kepunyaannya dibanding-bandingkan dengan lilin.

Bersambung...
Mbak Rosella Ragiel
Wassalam.