Kami tuliskan kisah ini atas permintaan akhi Nur Chamid & semoga kisah ini bisa dijadikan
pelajaran bagi kita semua, bahwa akhir hidup kita ini tiada seorangpun yg tahu,
ntah itu berakhir khusnul khotimah ataukah sebaliknya... Na'udzubillahi min
dzalik......
Bismillahirrohmanirrohim......
قال ابن عباس في قوله تعالى : كمثل الشيطان : كان راهب في الفترة يقال له : برصيصا
; قد تعبد في صومعته سبعين سنة ، لم يعص الله فيها طرفة عين ، حتى أعيا إبليس ،
فجمع إبليس مردة الشياطين فقال : ألا أجد منكم من يكفيني أمر برصيصا ؟ فقال الأبيض
، وهو صاحب الأنبياء ، وهو الذي قصد النبي صلى الله عليه وسلم في صورة جبريل
ليوسوس إليه على وجه الوحي ، فجاء جبريل فدخل بينهما ، ثم دفعه بيده حتى وقع بأقصى
الهند فذلك قوله تعالى : ذي قوة عند ذي العرش مكين فقال : أنا [ ص: 35 ] أكفيكه ;
فانطلق فتزيا بزي الرهبان ، وحلق وسط رأسه حتى أتى صومعة برصيصا فناداه فلم يجبه ;
وكان لا ينفتل من صلاته إلا في كل عشرة أيام يوما ، ولا يفطر إلا في كل عشرة أيام
; وكان يواصل العشرة الأيام والعشرين والأكثر ; فلما رأى الأبيض أنه لا يجيبه أقبل
على العبادة في أصل صومعته ; فلما انفتل برصيصا من صلاته ، رأى الأبيض قائما يصلي
في هيئة حسنة من هيئة الرهبان ; فندم حين لم يجبه ، فقال : ما حاجتك ؟ فقال : أن
أكون معك ، فأتأدب بأدبك ، وأقتبس من عملك ، ونجتمع على العبادة ; فقال : إني في
شغل عنك ; ثم أقبل على صلاته ; وأقبل الأبيض أيضا على الصلاة ; فلما رأى برصيصا
شدة اجتهاده وعبادته قال له : ما حاجتك ؟ فقال : أن تأذن لي فأرتفع إليك . فأذن له
فأقام الأبيض معه حولا لا يفطر إلا في كل أربعين يوما يوما واحدا ، ولا ينفتل من
صلاته إلا في كل أربعين يوما ، وربما مد إلى الثمانين ; فلما رأى برصيصا اجتهاده
تقاصرت إليه نفسه . ثم قال الأبيض : عندي دعوات يشفي الله بها السقيم والمبتلى
والمجنون ; فعلمه إياها . ثم جاء إلى إبليس فقال : قد والله أهلكت الرجل . ثم تعرض
لرجل فخنقه ، ثم قال لأهله - وقد تصور في صورة الآدميين - : إن بصاحبكم جنونا
أفأطبه ؟ قالوا : نعم . فقال : لا أقوى على جنيته ، ولكن اذهبوا به إلى برصيصا ،
فإن عنده اسم الله الأعظم الذي إذا سئل به أعطى ، وإذا دعي به أجاب ; فجاءوه فدعا
بتلك الدعوات ، فذهب عنه الشيطان . ثم جعل الأبيض يفعل بالناس ذلك ويرشدهم إلى
برصيصا فيعافون . فانطلق إلى جارية من بنات الملوك بين ثلاثة إخوة ، وكان أبوهم
ملكا فمات واستخلف أخاه ، وكان عمها ملكا في بني إسرائيل فعذبها وخنقها . ثم جاء
إليهم في صورة رجل متطبب ليعالجها فقال : إن شيطانها مارد لا يطاق ، ولكن اذهبوا
بها إلى برصيصا فدعوها عنده ، فإذا جاء شيطانها دعا لها فبرئت ; فقالوا : لا
يجيبنا إلى هذا ; قال : فابنوا صومعة في جانب صومعته ثم ضعوها فيها ، وقولوا : هي
أمانة عندك فاحتسب فيها . فسألوه ذلك فأبى ، فبنوا صومعة ووضعوا فيها الجارية ; فلما
انفتل من صلاته عاين الجارية وما بها من الجمال فأسقط في يده ، فجاءها الشيطان
فخنقها فانفتل من صلاته ودعا لها فذهب عنها الشيطان ، ثم أقبل على صلاته فجاءها
الشيطان فخنقها . وكان يكشف عنها ويتعرض بها لبرصيصا ، ثم جاءه الشيطان فقال :
ويحك ! واقعها ، فما تجد مثلها ثم تتوب بعد ذلك . فلم يزل به حتى واقعها فحملت
وظهر حملها . فقال له الشيطان : ويحك ! قد افتضحت . فهل لك أن تقتلها ثم تتوب فلا
تفتضح ، فإن جاءوك وسألوك فقل جاءها شيطانها فذهب بها . فقتلها برصيصا ودفنها ليلا
; فأخذ الشيطان طرف ثوبها حتى بقي خارجا من التراب ; ورجع برصيصا إلى صلاته . ثم
جاء الشيطان إلى إخوتها في المنام فقال : إن برصيصا فعل بأختكم كذا وكذا ، وقتلها
ودفنها في جبل كذا وكذا ; فاستعظموا [ ص: 36 ] ذلك وقالوا لبرصيصا : ما فعلت أختنا
؟ فقال : ذهب بها شيطانها ; فصدقوه وانصرفوا . ثم جاءهم الشيطان في المنام وقال :
إنها مدفونة في موضع كذا وكذا ، وإن طرف ردائها خارج من التراب ; فانطلقوا فوجدوها
، فهدموا صومعته وأنزلوه وخنقوه ، وحملوه إلى الملك فأقر على نفسه فأمر بقتله .
فلما صلب قال الشيطان : أتعرفني ؟ قال : لا والله ، قال : أنا صاحبك الذي علمتك
الدعوات ، أما اتقيت الله أما استحيت وأنت أعبد بني إسرائيل ثم لم يكفك صنيعك حتى
فضحت نفسك ، وأقررت عليها وفضحت أشباهك من الناس ، فإن مت على هذه الحالة لم يفلح
أحد من نظرائك بعدك . فقال : كيف أصنع ؟ قال : تطيعني في خصلة واحدة وأنجيك منهم
وآخذ بأعينهم . قال : وما ذاك ؟ قال : تسجد لي سجدة واحدة ; فقال : أنا أفعل ;
فسجد له من دون الله . فقال : يا برصيصا ، هذا أردت منك ; كان عاقبة أمرك أن كفرت
بربك ، إني بريء منك ، إني أخاف الله رب العالمين
Terjemahan Bebas
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menceritakan, ada seorang ahli zuhud bernama
Barshisha. Dia beribadah dalam kuil selama tujuh puluh tahun yang tidak pernah
bermaksiat sedikitpun. Lalu iblis ingin menggoda dengan ilmu hilah (rekayasa),
maka pada suatu saat dia mengumpulkan para pembesar setan dan berkata, “Adakah di
antara kalian yang mampu merusak Barshisha?” Setan putih berkata kepada Iblis,
“Saya sanggup merusaknya.” Lalu ia berangkat ke tempat Barshisha dengan
mengenakan pakaian ulama dan mengenakan sesuatu di atas kepalanya, lalu datang
ke kuil Barshisha dan memanggilnya. Tetapi dia tidak menjawabnya.
Barshisha tidak berhenti dari beribadah kecuali setiap sepuluh hari sekali.
Tidak pula dia berbuka puasa, kecuali setelah berlalu sepuluh hari. Tatkala
setan putih tak mampu mengambil perhatian Barshisha, maka dia berpura-pura
shalat dan beribadah di dalam kuil itu. Maka setelah Barshisha selesai dari
shalat dan ibadahnya, dan ingin beranjak keluar, dia melihat setan putih itu
tampil seperti ulama yang sedang shalat dan beribadah dengan bentuk yang sangat
bagus. Lalu Barshisha bertanya kepadanya, “Kamu tadi memanggilku sementara aku
sedang sibuk shalat, apa yang kamu perlukan?”
Dia menjawab, “Saya ingin bersamamu untuk belajar ilmu dan menirukan amalmu
serta kita bersama beribadah sehingga aku bisa mendoakanmu dan kamu juga
mendoakanku.”
Barshisha berkata, “Saya tidak bisa bersamamu, jika kamu seorang mukmin, maka
kamu mendapatkan bagian dari doaku yang kutujukan bagi semua orang mukmin.”
Kemudian dia beranjak shalat dan meninggalkan setan itu. Maka setan itu pun beranjak
shalat dan setelah itu Barshisha tidak menoleh kepadanya selama empat puluh
hari.
Setelah Barseso selesai shalat, dia melihat setan sedang berdiri shalat.
Tatkala dia melihat kesungguhannya, maka dia berkata kepadanya, “Apa yang kamu
butuhkan?” Setan menjawab, “Saya ingin kamu memberi izin kepadaku untuk naik ke
kuil bersamamu.” Lalu dia memberi izin naik di kuil dan beribadah bersama
Barshisha beberapa waktu, tidak berbuka dan tidak berhenti dari ibadah kecuali
setelah empat puluh hari bahkan terkadang sampai delapan puluh hari. Maka
tatkala melihat kesungguhan dia dalam beribadah, Barshisha merasa rendah hati
berada di hadapannya dan kagum terhadap kehebatan ibadah setan putih itu. Dan
setelah lama beribadah bersama Barshisha, setan berkata kepadanya, “Saya ingin
pergi karena saya memiliki teman selain kamu. Saya mendapat berita kamu lebih
baik daripadanya, ternyata saya mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan
perkiraan saya sebelumnya.”
Kemudian Barshisha merasakan sesuatu yang besar dalam batinnya sehingga tidak
mau berpisah dengannya karena dianggap lebih baik ibadahnya daripada dirinya.
Ketika setan hendak meninggalkannya, Setan berkata kepada Barshisha,
“Sesungguhnya aku mempunyai beberapa doa yang akan aku ajarkan kepadamu supaya
kamu dapat beramal dengannya, karena doa itu lebih baik dari apa yang engkau
kerjakan. Dengan doa ini Allah akan menyembuhkan orang sakit dan menyembuhkan
orang gila.” Barshisha menjawab, “Aku tidak ingin menjadi tabib atau menjadi
orang yang dapat menyembuhkan orang lain, karena hal ini akan menyibukkanku
dari ibadah. Aku khawatir kalau manusia akan mengetahui hal ini, maka mereka
akan menggangguku dalam peribadatanku.” Namun, setan tetap saja mengajarinya. Kemudian
kembalilah setan kepada Iblis, lalu Iblis berkata, “Demi Allah! Engkau telah
menghancurkan lelaki itu.” Iblis pun berkata lagi, “Pergilah wahai Abyadh!
(setan putih)!”
Ia pergi kepada seorang lelaki lalu ia mencekiknya, kemudian ia menjelma seorang
tabib lalu berkata kepada keluarganya, “Sesungguhnya anakmu ini dalam keadaan
gila, apakah kamu ingin ia diobati?” Mereka menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Namun
aku tidak mampu mengobati penyakit ini, tetapi akan aku tunjukkan kepada
seseorang yang apabila dia berdoa kepada Allah, maka sembuhlah ia. Pergilah
kamu kepada Barshisha, sesungguhnya dia memiliki beberapa doa yang apabila dia
berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan.” Mereka pun pergi kepada Barshisha
dan meminta untuk diobati. Barshisha pun berdoa dengan doa yang telah diajarkan
setan putih tadi, lalu setan pergi meninggalkan anak itu.
Demikianlah, setan putih terus mengganggu manusia lain dan menyuruhnya untuk
berobat kepada Barshisha dan meminta doa kepadanya untuk kesembuhan (dengan
tujuan untuk mengganggu peribadatan Barshisha).
Kemudian setan putih itu mengganggu seorang gadis Bani Israil yang memiliki
tiga saudara laki-laki. Dahulu bapak mereka adalah raja Bani Israil, setelah
bapaknya meninggal, ia digantikan saudara laki-lakinya, yaitu paman gadis itu.
Setan menyiksa dan mencekik gadis tersebut. Lalu setan datang kepada keluarga
tersebut dengan menjelma menjadi seorang dukun. Ia bertanya kepada
saudara-saudaranya, “Inginkah kalian agar saudarimu itu aku obati?” Mereka
menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Penyakit yang menimpa saudarimu itu sangat keras
yang tidak mampu aku mengobatinya, namun aku akan menunjukkan kepadamu seorang
yang dapat dipercaya, yang mana engkau dapat meminta doa kepadanya. Apabila
ilmu ghaibnya datang, niscaya dia akan berdoa untuk kesembuhannya itu, hingga
nanti engkau akan yakin bahwa saudarimu akan sehat kembali dan hilang
penyakitnya.”
Mereka berkata, “Siapakah orang itu?” Setan menjawab, “Barshisha.” Kemudian
mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat menghadapnya, sedangkan ia orang yang
tinggi martabatnya dalam ibadah?” Setan menjawab, “Hendaklah kamu berada
disamping peribadatannya hingga mendekatinya, lalu engkau menemuinya. Kalau
engkau tidak menemuinya, maka tinggalkanlah saudarimu itu disampingnya.
Kemudian katakanlah kepadanya, saudariku ini sebagai amanah bagimu, maka
hendaklah engkau obati dia.”
Mereka pun menuruti nasihat setan putih untuk pergi ke tempat Barshisha itu,
kemudian dia meminta Barshisha untuk mengobatinya. Barshisha pun enggan dan
menolak permintaan mereka. Namun mereka berdiam sementara di dekat kuilnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh setan putih, lalu meninggalkan saudarinya
itu di dekat kuilnya, seraya berkata, “Ini saudari kami.” Setelah selesai dalam
shalatnya, ia menoleh kepada gadis yang begitu cantik itu, kemudian ia
meninggalkannya walaupun tersentuh dalam hatinya sesuatu yang lain.
Datanglah setan mengganggu gadis itu dengan mencekiknya, lalu Barshisha berdoa
dengan doa yang diajarkan setan dahulu. Setan itupun keluar dan pergi dari gadis
itu. Kemudian dia mulai shalat lagi, setan itu datang kembali dan mengganggu
sang gadis. Maka tanpa sengaja tubuh gadis itu terbuka dan setan membisikkan
Barshisha, “Gaulilah gadis itu dan setelah itu kamu bisa bertaubat.” Dan setan
pun berhasil, Barshisha menggauli gadis tersebut sehingga gadis itu hamil dan
terlihat mengandung.
Kemudian setan berkata kepada Barshisha, “Celaka kamu Barshisha, bila
perbuatanmu itu terungkap. Maukah kamu membunuhnya dan setelah itu kamu bisa
bertaubat. Dan apabila keluarganya menanyakan, maka katakan pada mereka bahwa
gadis itu dibawa kabur oleh setan yang telah mengganggunya dan kamu tidak kuasa
melawannya.” Maka Barshisha masuk ke tempat gadis itu dan membunuhnya, lalu
dikuburkan di lerang gunung. Pada saat Barshisha mengubur gadis itu, setan
datang dan menarik ujung pakaian gadis itu sehingga tidak tertimbun tanah dan
nampak. Kemudian Barshisha kembali ke kuil dan beribadah, tiba-tiba ketiga
saudara gadis itu datang untuk menjenguk adik mereka. Mereka menanyakan keadaannya,
“Wahai Barshisha, apa yang telah kamu lakukan terhadap adik kami?” Dia
menjawab, “Setan datang dan aku tidak mampu melawannya.” Maka mereka percaya
dan pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, setan datang dalam mimpi
saudara gadis itu yang paling besar dan memberitahukan kejadian yang menimpa
adiknya. Namun, orang tersebut tidak mempercayai mimpi itu dan meyakininya
berasal dari setan. Setelah tiga malam berturut-turut datang dalam mimpi
saudara paling besar tadi, namun tidak dihiraukan maka setan mendatangi kakak
yang kedua dan ketiga, memberitahukan seperti yang disampaikan kepada kakak
yang pertama. Kemudian ketiganya saling menceritakan apa yang dilihat dalam
mimpi mereka dan ternyata sama.
Pergilah mereka kepada Barshisha, lalu bertanya, “Apa yang engkau kerjakan
dengan saudari kami?” Ia menjawab, “Bukankah telah aku beritahukan tentang hal
itu, yakni dia dibawa setan?” Mereka merasa malu dengannya, lalu mereka
mengatakan, “Demi Allah kami tidak menuduhmu,” Mereka pun pergi.
Lalu setan mendatangi mereka dan memberitahukan tempat dikuburnya adik mereka
dengan ujung pakaiannya yang masih kelihatan. Lalu mereka pergi ke tempat yang
ditunjukkan setan dan mendapati apa yang diberitakan olehnya.
Kemudian mereka pulang kepada keluarga dan familinya, lalu mereka bersama
pasukan dan para pemuda mendatangi kuil Barshisha dengan membawa linggis dan
kapak. Mereka menghancurkan kuil Barshisha dan menangkapnya lalu dibawa di
hadapan raja. Setan kembali membisiki Barshisha, “Kamu membunuhnya kemudian kamu
ingkar, akuilah perbuatan itu,” sehingga akhirnya Barshisha mengakui
perbuatannya. Lalu sang raja menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan disalib
di kayu.
Pada saat disalib, setan putih mendatanginya seraya berkata, “Apakah engkau
mengenalku?” Barshisha menjawab, “Tidak.” Setan berkata lagi, “Akulah temanmu
yang telah mengajarkanmu beberapa doa, lalu doa itu dikabulkan bagimu. Tapi
alangkah sayangnya tatkala engkau diberi amanah, engkaupun berkhianat kepada
keluarganya. Aku menyangka engkau adalah orang yang paling kuat beribadah
diantara Bani Israil, bukankah engkau masih hidup?”
Iapun terus menggodanya, kemudian dia berkata lagi kepada Barshisha, “Tidaklah
cukup dengan kesalahan yang engkau perbuat hingga engkau telah menyiksa dirimu.
Jiwamu tertawa, demikian pula kamu telah ditertawakan oleh kebanyakan manusia.
Apabila engkau mati dalam keadaan seperti ini, maka kamu tidak akan mendapatkan
keberuntungan.” Barshisha menjawab, “Jadi apa yang harus aku perbuat?” Setan
putih mengatakan, “Maukah kamu aku beri kesempatan, sehingga aku mampu
menyelamatkanmu dari keadaan seperti ini. Aku akan memalingkan mata pasukan
tentara itu, dan aku akan melepaskanmu dari tempat ini.”
Lalu Barshisha mengatakan, “Apa perbuatan itu?” Setan putih mengatakan, “Engkau
harus sujud kepadaku.” Barshisha mengatakan, “Aku akan melakukannya.” Maka
Barshisha pun sujud kepadanya. Kemudian setan putih berkata, “Hai Barshisha!
Inilah yang aku kehendaki darimu sebagai kesudahan dari ibadah-ibadahmu, kamu
telah mengingkari Tuhanmu. Sekarang aku melepaskan diri dari apa yang engkau
perbuat, sesungguhnya aku takut kepada Allah Rabb semesta alam.”
( Kitab Tafsir Imam Al Qurthubi dalam tafsir QS. Al-Hasyr: 16-17 di Juz 18, )