Assalamualaikum warahmatullah
Wahai saudariku, saya sampaikan satu kisah teladan tentang kesetiaan yang mesti menjadi teladan bagi kita para muslimah yang telah dan akan menjadi seorang istri.
Kisah ini tidak lain adalah kisah Fatimah binti Abdul Malik bersama suaminya, Umar bin Abdul Aziz. Berikut ini kisahnya,
Fatimah adalah putri Amirul mukminin Abdul Malik bin Marwan. Ia tidak sekedar putri khalifah agung, tetapi ia juga saudara perempuan dari 4 khalifah besar islam. Selain itu ia adalah istri khalifah teragung yang dikenal islam setelah para khalifah di awal masanya, tidak lain adalah Umar bin Abdul Aziz.
Pada hari pernikahannya, putri bangsawan ini keluar dari rumahnya menuju rumah suaminya, padahal di rumahnya tersedia untuknya perhiasan dan kemewahan paling mahal yang di miliki perempuan di muka bumi ketika itu.
Namun, khalifah Umar bin Abdul Aziz pada saat ia menjadi raja terbesar didunia lebih memilih nafkah untuk keluarganya sebesar beberapa dirham dalam sehari. Yang menakjubkan, istrinya ridha menerima keputusan ini, padahal sperti yg telah di paparkan diatas beliau adalah seorang wanita yg memiliki kemewahan dan kenikmatan di rumah ayahnya.
Ia mampu menerima itu semua, sebab ia telah mengecap manisnya sikap qona'ah dan indahnya hidup sederhana. Rasa manis dan keindahan ini bagi dirinya lebih menarik dan lebih memuaskan jiwa dari pada berbagai bentuk kemewahan yang dulu di kenalnya.
Bahkan suaminya memintanya, hendaknya ia meninggalkan berbagai permainan dan kesia2an yg dulu menghiasi telinga, leher, rambut dan pergelangan kakinya, dimana semuanya itu jika di jual, tentulah harga penjualannya cukup utk mengenyangkan perut seluruh rakyat;laki2, perempuan dan anak2.
Sang istri memenuhi permintaan suaminya. Ia melepaskan diri dr beban berat intan permata dan mutiara yang ia bawa dari rumah ayahnya, lalu di serahkan ke baitul mal. Tidak lama berselang, sang khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dengan tidak meninggalkan sesuatu apapun untuk istri dan anak2nya. Setelah cukup lama berselang semenjak suaminya meninggal, dan saudaranya yg ketiga, Yazid bin Abdul Malik, memegang tampuk khalifah, sang khalifah berkata kepadanya," Perhiasanmu yg dulu di serahkan ke baitul Mal adalah hartamu sendiri yang halal. Ia masih tersimpan rapi seperti semula. Apakah kamu ingin agar aku mengembalikannya kepadamu?"
Fatimah menjawab,"sungguh, Amirul mukminin Umar telah mengambil keputusan yang baik dengan meletakkan perhiasan itu di tempatnya sekarang, dan aku telah menyetujui keputusan yang telah ia ambil. Tidaklah mungkin aku menuruti perintahnya selagi ia hidup, dan membangkangnya setelah ia meninggal." ia berkata demikian pada saat ia dan anak2nya membutuhkan beberapa keping dirham saja untuk mencukupi kebutuhan mereka. Ia malah menolak harta miliknya sendiri yang halal yang setara dengan jutaan dirham.
Untuk itulah Allah menetapkan kisahnya. Lihat saja kita sekarang sedang membicarakan keindahan budi dan ketinggian derajatnya setelah berabad2 lalu. Semoga Allah merahmatinya dan meninggikan kedudukannya di surga,,,
serta menjadikan kita semua salah satu perhiasan dunia yg terindah yakni wanita shalihah,,
BARAKALLAHUFIEKUNNA.
wallohu a'lam — bersama …Mr. JO. BTW
Wahai saudariku, saya sampaikan satu kisah teladan tentang kesetiaan yang mesti menjadi teladan bagi kita para muslimah yang telah dan akan menjadi seorang istri.
Kisah ini tidak lain adalah kisah Fatimah binti Abdul Malik bersama suaminya, Umar bin Abdul Aziz. Berikut ini kisahnya,
Fatimah adalah putri Amirul mukminin Abdul Malik bin Marwan. Ia tidak sekedar putri khalifah agung, tetapi ia juga saudara perempuan dari 4 khalifah besar islam. Selain itu ia adalah istri khalifah teragung yang dikenal islam setelah para khalifah di awal masanya, tidak lain adalah Umar bin Abdul Aziz.
Pada hari pernikahannya, putri bangsawan ini keluar dari rumahnya menuju rumah suaminya, padahal di rumahnya tersedia untuknya perhiasan dan kemewahan paling mahal yang di miliki perempuan di muka bumi ketika itu.
Namun, khalifah Umar bin Abdul Aziz pada saat ia menjadi raja terbesar didunia lebih memilih nafkah untuk keluarganya sebesar beberapa dirham dalam sehari. Yang menakjubkan, istrinya ridha menerima keputusan ini, padahal sperti yg telah di paparkan diatas beliau adalah seorang wanita yg memiliki kemewahan dan kenikmatan di rumah ayahnya.
Ia mampu menerima itu semua, sebab ia telah mengecap manisnya sikap qona'ah dan indahnya hidup sederhana. Rasa manis dan keindahan ini bagi dirinya lebih menarik dan lebih memuaskan jiwa dari pada berbagai bentuk kemewahan yang dulu di kenalnya.
Bahkan suaminya memintanya, hendaknya ia meninggalkan berbagai permainan dan kesia2an yg dulu menghiasi telinga, leher, rambut dan pergelangan kakinya, dimana semuanya itu jika di jual, tentulah harga penjualannya cukup utk mengenyangkan perut seluruh rakyat;laki2, perempuan dan anak2.
Sang istri memenuhi permintaan suaminya. Ia melepaskan diri dr beban berat intan permata dan mutiara yang ia bawa dari rumah ayahnya, lalu di serahkan ke baitul mal. Tidak lama berselang, sang khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dengan tidak meninggalkan sesuatu apapun untuk istri dan anak2nya. Setelah cukup lama berselang semenjak suaminya meninggal, dan saudaranya yg ketiga, Yazid bin Abdul Malik, memegang tampuk khalifah, sang khalifah berkata kepadanya," Perhiasanmu yg dulu di serahkan ke baitul Mal adalah hartamu sendiri yang halal. Ia masih tersimpan rapi seperti semula. Apakah kamu ingin agar aku mengembalikannya kepadamu?"
Fatimah menjawab,"sungguh, Amirul mukminin Umar telah mengambil keputusan yang baik dengan meletakkan perhiasan itu di tempatnya sekarang, dan aku telah menyetujui keputusan yang telah ia ambil. Tidaklah mungkin aku menuruti perintahnya selagi ia hidup, dan membangkangnya setelah ia meninggal." ia berkata demikian pada saat ia dan anak2nya membutuhkan beberapa keping dirham saja untuk mencukupi kebutuhan mereka. Ia malah menolak harta miliknya sendiri yang halal yang setara dengan jutaan dirham.
Untuk itulah Allah menetapkan kisahnya. Lihat saja kita sekarang sedang membicarakan keindahan budi dan ketinggian derajatnya setelah berabad2 lalu. Semoga Allah merahmatinya dan meninggikan kedudukannya di surga,,,
serta menjadikan kita semua salah satu perhiasan dunia yg terindah yakni wanita shalihah,,
BARAKALLAHUFIEKUNNA.
wallohu a'lam — bersama …Mr. JO. BTW